31/08/10

“"Kemampuan bangsa kita untuk maju, berkaitan dengan konsep masyarakat dalam memberlakukan waktu."”

Bangsa kita adalah bangsa yang berbudaya. Ya. Budaya kesenian tradisional banyak sekali berasal dari berbagai suku di negara kita. Tapi, ada sebuah budaya yang tidak berasal dari suku apa-apa, yang berasal dari diri kita sendiri yaitu: budaya terlambat, alias ngaret.

Ngaret sudah menjadi sebuah penyakit
yang tampak disukai namun juga dibenci.


Mari dipikirkan lebih jauh lagi.

Apakah ngaret adalah suatu budaya yang bisa kita banggakan dan apa akibatnya jika kebiasaan ini dipelihara? Apakah budaya terlambat sebuah bangsa menentukan cepat/lambatnya kesuksesan sebuah bangsa? Apakah keterlembatan seseorang mempengaruhi cepat/lambatnya kesuksesan seseorang? Lalu apakah budaya ngaret ini berkaitan dengan bagaimana seseorang menghargai hidupnya? Apakah budaya ngaret ini juga berkaitan dengan bagaimana seseorang menghargai waktu orang lain? Dan apakah budaya ngaret ini berkaitan dengan bagaimana cara berpikir seseorang memandang dan menjalani seluruh aspek hidupnya?

Silahkan Anda pikirkan sendiri.

Istilah ‘ngaret’ tampak sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Namun kenyataannya hal tersebut tetap merugikan kita semua. Herannya masih ada saja di antara kita yang punya hobby ngaret. Dari berbagai level sosial, ekonomi dan pendidikan, ngaret sudah menjadi sebuah penyakit yang tampak disukai namun juga dibenci.

Apa sih yang menyebabkan seseorang itu terlambat alias ‘ngaret’?
1. Rumah jauh dari lokasi yang dituju
2. Macet
3. Kendaraan rusak
4. Kondisi darurat yang mendadak dari pihak keluarga/teman
5. Sakit
6. Antrian di POM bensin panjang dan lama
7. Tugas yang mustinya sudah terpenuhi tapi belum selesai
8. Ada perbaikan jalan
9. Di tengah jalan ada yang tabrakan
10. Ada pohon tumbang
11. Begadang, bangun kesiangan
12. Lupa pasang weker
13. Ada pejabat lewat
14. Hujan dan banjir
15. Kendaraan umum yang ditumpangi mogok, rusak, jalannya lambat
16. Janji sebelumnya terlambat jadi kita ikut terlambat
17. .... silakan isi sendiri.

Kemampuan bangsa kita untuk maju,
berkaitan dengan konsep masyarakat
dalam memberlakukan waktu.

Luar biasa banyak yang bisa kita persalahkan. Daftar di atas akan berkelanjutan, sampai pada akhirnya kita menyalahkan pemerintah atas kurangnya jumlah jalanan. OK. Kalau itu sudah di luar kuasa kita. Banyak hal di luar kuasa kita. Namun BANYAK hal juga terjadi atas kuasa kita. Pada dasarnya dalam kehidupan akan selalu ada 2 kemungkinan: hal yang di luar kuasa kita dan hal yang merupakan kuasa kita. Semakin jauh seseorang meningkatkan kualitas dalam dirinya, semakin banyak kemampuannya untuk bertindak dalam menghadapi suatu keadaan. Mari kita bahas, APA sih aspek yang harus kita mengerti terlebih dahulu supaya kita BISA melakukan tindakan untuk mencegah hobby terlambat atau ngaret dalam memenuhi sebuah janji ?

1. Mempunyai kemauan untuk mengetahui apa yang menyebabkan diri kita terlambat
Hey jangan-jangan selama ini memang kita cuek-cuek saja dan memang tidak ada kemauan untuk mengetahui apa yang menyebabkan diri kita terlambat. Kalau sudah tidak ada kesadaran dan kemauan untuk bisa memenuhi janji tepat waktu ya gak heran kalau kita memang gak punya kemauan untuk mengetahui apa yang membuat diri kita terlambat.

Tapi, jika diri kita memang ada kemauan untuk tepat waktu, dan ada kemauan untuk mengetahui apa yang menyebabkan diri kita terlambat atau ngaret, kita bisa mulai melakukan tindakan, dengan evaluasi dan introspeksi.

2. Meningkatkan kesadaran tentang rentang waktu dan kemampuan mengatur waktu
Pernah ketemu orang yang bilang akan sampai di tempat Anda 5 menit lagi tapi baru sampai 20 menit kemudian? Atau pernahkah Anda janji ke sahabat Anda akan bertemu 5 menit lagi tapi ternyata baru bertemu 25 menit kemudian? Jangan-jangan, ternyata Anda memang tidak sadar bedanya 5 menit dan 25 menit! Atau jangan-jangan orang yang pernah janji ketemu Anda dalam waktu 5 menit, tidak bisa membedakan antara 5 menit dan 25 menit.

Kadang kita punya hobi menyangkal. Yang ada di kepala kita, kita BERHARAP bahwa hal tersebut bisa dilakukan dalam 5 menit. Harapan tersebut begitu besarnya hingga kita tidak merasakan yang kita sebut 5 menit itu ternyata 25 menit. Sounds familiar? Ini terjadi seringkali kepada siapapun.

Percobaan 1: Coba tanyakan kepada diri Anda, berapa lama Anda mandi di pagi hari. Catat di sebuah kertas. Misalnya 5 menit. Lalu saat Anda mau mandi lihat jam Anda, ingatlah jam berapa Anda mulai mandi. Lalu saat Anda selesai mandi, lihat jam Anda, dan hitung jarak waktu dari mulai saat Anda mulai mandi hingga selesai. Lihatlah kembali kertas yang tadi Anda tulis, apakah lama waktunya yang Anda perkirakan sama dengan lama waktu mandi yang Anda baru lakukan?

Mulai sekarang, latihlah kesadaran akan lamanya waktu seperti contoh di atas, dan kenalilah detail dari apa yang Anda kerjakan. Dengan SADAR akan berapa lamanya waktu berjalan, ini akan memperkuat kemampuan Anda untuk mengatur jadwal Anda. Manajemen waktu.

3. Meningkatkan pengetahuan tentang aktivitas yang dijalankan
Seringkali kita ternyata terlalu menyederhanakan proses kegiatan. Misalnya dari rumah ke kantor. Kita suka berpikir dari rumah masuk mobil lalu seperti naik mesin waktu tiba-tiba kita sudah ke kantor. Padahal sebetulnya ada urutannya secara kronologis
- Mempersiapkan barang yang akan dibawa ke kantor
- Sarapan
- Memakai sepatu
- Menuju garasi, memanaskan mobil
- Keluar pagar harus menutup pagar terlebih dahulu
- Di jalan harus beli bensin dulu
- Masuk pagar gedung kantor harus mencari parkir terlebih dahulu
- Dari parkiran harus jalan menuju lift
- Di depan lift harus menunggu dahulu

Nah, kita sering melupakan detail-detail seperti ini. Kan kita gak sekonyong-konyongnya dari mobil di garasi lalu sudah tiba-tiba duduk di ruang kantor kita kan?
Begitu pula dengan semua aktivitas kita lainnya, pada semua perkerjaan kita, pada dasarnya semua terjadi dari rangkaian beberapa kegiatan . Semakin kita mengenal detail dari kegiatan yang diperlukan untuk menuju suatu titik kegiatan lainnya, semakin cerdas kita bisa mengatur waktu untuk tepat waktu memenuhi sebuah jadwal.

4. Mengerti skala prioritas
Keterampilan dalam menyusun prioritas kegiatan atau tugas-tugas kita sangat mempengaruhi seseorang dalam mengatur waktunya. Butuh pengertian dan kesadaran tentang seberapa besar pentingnya dan seperti apa situasi dari setiap tugas atau kegiatan kita, dalam mengetahui dalam urutan prioritas nomor berapa kita meletakan sebuah kegiatan atau tugas.

5. Mempunyai rencana alternatif atau cadangan
Mempunyai rencana alternatif atau cadangan bisa menyelamatkan diri kita dari keterlambatan. Misalnya kita ada jadwal meeting sementara waktu sudah mepet, namun di jalan kita berencana mengisi bensin. Saat mendekati POM bensin, ternyata antriannya panjang. Jalan alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan mengisi bensin setelah meeting saat kembali ke kantor. Jadi kita tetap hadir meeting tepat waktu, namun tetap bisa memenuhi kebutuhan isi bensin kita setelahnya.

Hal ini adalah contoh sederhana. Point yang ingin disampaikan disini adalah kemampuan kita mengolah dan memproses berbagai solusi alternatif dalam menghadapi sebuah situasi, membuat kemampuan kita untuk mengatur waktu semakin kuat.

6. Kemampuan menghargai diri sendiri dan orang lain
Kembali lagi yang menjadi dasar yaitu kesadaran kita dalam menghargai diri sendiri. Bagaimana kita memperlakukan waktu berkaitan dengan bagaimana kita menyikapi diri sendiri. Demikian juga bagaimana kita menyikapi diri sendiri akan memberikan impact terhadap bagaimana kita menyikapi orang lain. Bagaimana kita menghargai waktu orang lain, jadi berkaitan dengan bagaimana kita menghargai waktu diri kita. Kita tentu tidak suka jika seseorang ngaret dengan janjinya terhadap kita, demikian juga orang lain tidak suka jika kita ngaret saat berjanji dengan kita. Pengertian bahwa jika satu hal terlambat bisa berkelanjutan kepada keterlambatan-keterlambatan lainnya, itu berlaku pada diri kita maupun kepada orang lain.

Kemampuan kita untuk mengerti tentang kehidupan berkaitan erat dengan konsep kita memandang waktu. Kemampuan bangsa kita untuk maju, berkaitan dengan konsep masyarakat dalam memberlakukan waktu.

Keterlambatan mencegah terjadinya kesuksesan. Keterlambatan mencegah pertumbuhan. Keterlambatan bisa membuat kita kehilangan kesempatan untuk maju. Keterlambatan, bisa merugikan sejumlah investasi, kerja, dan tenaga yang sudah dikeluarkan untuk sebuah proyek atau sebuah tugas, sekecil apapun itu.

Waktu itu berharga. Seberapa berharga waktu bagi seseorang, bergantung dari bagaimana seseorang menghargai kehidupan.

Apakah kita sudah menjadi bangsa yang berbudaya menghargai waktu?

Bagaimana seseorang menyikapi waktu adalah bagaimana seseorang menyikapi dirinya dan hidupnya. Bagaimana masyarakat menyikapi waktu adalah bagaimana masyarakat menyikapi diri serta kehidupan masyarakat tersebut. Bagaimana sebuah bangsa menyikapi waktu adalah bagaimana bangsa tersebut menyikapi kehidupan dalam bangsa tersebut.

Diposting Oleh Maylaffayza, Ming Agust 29, 2010 13:17 WIT

17/08/10

Mencegah Bau Mulut Saat Puasa


Saat puasa, produksi air liur dalam mulut berkurang sehingga memicu bau mulut.

Selama menjalankan ibadah puasa, masalah bau mulut seringkali menimbulkan ketidaknyamanan. Masalah yang kerap terjadi menjadi hambatan dalam pergaulan dan membuat minder.

Saat berpuasa, produksi air liur dalam mulut dan dalam saluran pencernaan berkurang sehingga menjadi lebih kering. Akibatnya timbul halitosis atau bau mulut.

Bau mulut juga dapat disebabkan penyakit sistemis seperti liver, lambung, saluran pernapasan serta ginjal akut. Sedangkan penyakit gigi dan mulut penyebab napas tak segar di antaranya gigi berlubang, radang gusi, gingivitis karena karang gigi, dan periodontitis.

Sebenarnya bau mulut saat menjalankan puasa tak perlu dirisaukan. Simak beberapa tips sederhana mencegah bau mulut selama puasa, seperti dikutip dari holisticcare-dentalclinic.

1. Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan menggosok gigi dan lidah secara benar. Bersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi. Jika menggunakan cairan kumur, jangan memakai cairan dengan kandungan alkohol di atas 25 persen karena memicu risiko kanker rongga mulut.

2. Periksa ke dokter gigi Anda minimal enam bulan sekali. Bila ada waktu, lakukan spa gigi dua kali dalam sebulan untuk menjaga kesehatan gigi.

3. Hindari rokok dan alkohol karena berefek memperburuk status kebersihan mulut yang memicu terjadinya gingivitis dan periodontitis. Alkohol mengurangi produksi air liur yang akan memperparah bau mulut.

4. Perbanyak konsumsi buah-buahan pengusir bau mulut seperti apel, bengkuang dan wortel. Teh hijau mengandung bahan aktif catechin yang dapat menghilangkan plak, menurunkan kadar gula, dan membunuh bakteri penyebab bau mulut. Minumlah 2-5 cangkir teh hijau sehari.

5. Keju yang rendah karbohidrat, tinggi kalsium dan mengandung fosfat, dapat memperkuat email gigi, meningkatkan produksi air liur dan mengurangi pertumbuhan karang gigi.

6. Perbanyak konsumsi air putih minimal satu liter atau delapan gelas sehari selama berbuka hingga sahur. Ini untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuh.

7. Asup makanan probiotik seperti yogurt yang memelihara pencernaan dan menghambat bau mulut.

sumber: http://kosmo.vivanews.com/

Olahraga Ringan Tanpa Keringat

Saat berpuasa bukan berarti Anda juga puasa berolahraga. Asalkan Anda memilih jenis latihan yang benar, maka olahraga justru dapat membantu melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh selama berpuasa.

Stretching atau peregangan adalah salah satu jenis latihan yang dapat Anda lakukan. Tak hanya berguna untuk melancarkan peredaran darah, peregangan juga bermanfaat untuk meredakan emosi dan menenangkan pikiran.

Pagi Hari

Jika biasanya Anda dapat meneguk secangkir teh atau kopi hangat untuk menyulut energi di pagi hari, maka di bulan puasa, Anda dapat menggantinya dengan latihan berikut:

1. Peregangan untuk tubuh bagian atas

Sasaran: otot punggung atas, leher dan bahu.

- Duduk, tekuk lutut. Katupkan kedua telapak kaki. Punggung tegak.

- Tarik nafas sehingga tulang punggung terasa memanjang.

- Hembuskan nafas dan letakkan kedua tangan di pergelangan kaki.

- Dengan posisi kepala menghadap lantai, tarik nafas dan hembuskan kembali sebanyak 12 kali.

2. Peregangan untuk tulang punggung

Sasaran: otot punggung bawah, perut dan setiap segmen tulang punggung.

- Berbaring terlentang, tekuk lutut. Jarak kaki selebar pinggul (30 cm).

- Kedua tangan di setiap sisi tubuh (kanan dan kiri).

- Tarik nafas dalam-dalam, rentangkan tangan ke atas kepala.

- Sebelum menghembuskan nafas, angkat pinggul dan punggung sedikit demi sedikit. Rasakan kontraksi otot perut.

- Hembuskan nafas, letakkan kembali punggung dan pinggul secara perlahan-lahan.

- Ulangi 5 kali.

Siang Hari

Ketimbang lesu dan mengantuk lantaran menunggu waktu berbuka puasa yang rasanya tak kunjung tiba, lebih baik luangkan waktu sejenak melakukan peregangan ini. Anda dapat melakukan latihan ini di sela-sela waktu kerja dengan menukar pakaian kerja Anda menjadi kaus dan celana longgar, serta memilih lokasi yang memungkinkan (misalnya: mushola khusus wanita atau ruang ganti pegawai).

1. Peregangan untuk otot kaki

Sasaran: otot kaki

- Berdiri tegak, telapak tangan kiri berpegangan pada dinding atau kursi.

- Tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Rasakan kontraksi otot dada dan perut, menekan tulang punggung.

- Sambil bernafas, tekuk kaki kanan dan pegang telapak dengan tangan kanan. Lakukan perlahan agar tidak terjadi cedera punggung.

- Perlahan, tarik ujung jari kaki mendekati bokong. Posisi lutut tetap seperti semula.

- Tahan posisi ini selama 30 detik dan ulangi 2 kali.

- Ganti dengan sisi sebelahnya (kaki kiri dan tangan kiri).

2. Peregangan untuk tubuh bagian atas

Sasaran: otot dada dan punggung, serta melepaskan ketegangan.

- Duduk di lantai, tekuk lutut setinggi perut. Jarak kaki selebar pinggul (30cm).

- Pegang belakang lutut.

- Tarik nafas dalam-dalam, dan rasakan tulang punggung yang memanjang.

- Embuskan nafas, rasakan kontraksi otot perut dan dada, menekan tulang punggung.

- Sambil menghembuskan nafas, dorong tubuh bagian atas ke arah belakang.

- Tarik nafas sambil kembali ke posisi semula (punggung tegak). Arahkan pandangan ke pertemuan antara dinding dan langit-langit.

- Ulangi 5 kali.